Gen Z Peru memakzulkan presiden setelah protes massal atas kejahatan dan pensiun paksa

Di tengah sorak-sorai ribuan anak muda di Plaza San Martín, Dina Boluarte resmi dijatuhkan — bukan oleh militer, bukan oleh kudeta, tapi oleh suara bulat kaum muda yang tak lagi takut berbicara. Pada Jumat, 10 Oktober 2025, setelah sidang darurat yang berlangsung hingga pukul 23:30 waktu lokal, Kongres Peru memakzulkan presiden dengan 118 dari 122 suara. Boluarte, 63, yang sejak Desember 2022 memimpin negara dengan tingkat popularitas hanya 2-4%, tidak hadir. Tidak ada tangisan. Tidak ada pidato penyesalan. Hanya diam. Dan kemudian, sorak-sorak.

Kenapa Gen Z Peru Berdiri?

Bukan hanya karena gaji presiden yang digandakan di tengah inflasi 12%. Bukan hanya karena puluhan demonstran tewas di pegunungan Andes. Bukan hanya karena konser Agua Marina di fasilitas militer berubah jadi medan tembak-menembak pada 8 Oktober — yang melukai empat anggota grup musik itu. Ini tentang masa depan. Tentang sebuah undang-undang yang disahkan pada 5 September 2025: wajib menyisihkan 10% gaji kaum muda ke dana pensiun swasta, meski 72% pekerja di Peru tidak punya kontrak tetap. Bayangkan: remaja 18 tahun yang kerja di pasar tradisional, bayar iuran pensiun, tapi tak pernah dapat gaji tetap. Tak ada jaminan. Tak ada masa depan. Hanya angka di kertas yang tak pernah mereka tanda tangani.

Protes yang Tak Bisa Dibungkam

Selama enam bulan terakhir, kota-kota seperti Cusco, Ayacucho, dan Puno menjadi panggung protes yang tak pernah reda. Mahasiswa, penjual kaki lima, petani adat — semua bergerak. Mereka membawa foto teman yang tewas ditembak polisi di Juli 2025. Mereka menyalakan lilin di depan istana presiden. Dan mereka menulis di dinding: “No más pensiones forzadas, no más muertos por la calle.” Tidak ada pensiun paksa. Tidak ada lagi orang mati di jalan.

Ketika Boluarte pada 8 Oktober menyalahkan imigrasi ilegal atas kejahatan yang melonjak — sementara data Kementerian Dalam Negeri menunjukkan 87% pembunuhan terjadi di dalam kota, bukan di perbatasan — publik hanya tertawa. Banyak yang ingat: pada 2023, pemerintahnya menutup 14 panti sosial untuk anak-anak jalanan demi “efisiensi anggaran.”

Jose Jeri: Presiden yang Dibangun oleh Kekalahan

Pada Jumat pagi, Jose Jeri, ketua Kongres yang selama ini dianggap sebagai politisi klasik, berdiri di podium dengan selempang merah-putih. Ia menjanjikan “keamanan nyata, bukan simbolik.” Tapi bukan janji yang membuat rakyat percaya. Ini adalah tindakan. Jeri langsung membekukan semua kontrak militer dengan perusahaan swasta. Ia mengumumkan pembentukan komisi independen untuk menyelidiki kematian demonstran. Dan yang paling mengejutkan: ia mengusulkan rancangan undang-undang untuk menghapus kewajiban pensiun swasta bagi pekerja informal — sesuatu yang Boluarte tolak selama 28 bulan.

Siapa yang Menang? Siapa yang Kalah?

Boluarte menanggalkan jabatan dengan utang pribadi yang belum terungkap. Tapi kekalahannya adalah kemenangan bagi sistem. Ini adalah pemakzulan pertama di Peru yang tidak dipicu oleh korupsi besar, tapi oleh kegagalan moral — kegagalan untuk mendengar. Tidak ada yang menyerangnya karena ia korup. Tapi karena ia tidak peduli.

Kelompok hak asasi manusia, seperti Human Rights Watch, mencatat bahwa 53 orang tewas dalam penindasan protes sejak Desember 2022. Lebih dari 300 anak-anak adat ditangkap tanpa proses hukum. Dan sejak Juli, 12 jurnalis lokal menghilang — semua yang meliput kejahatan terorganisir di wilayah timur.

Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Jeri tidak punya waktu. Pemilu presiden baru harus diadakan dalam 90 hari. Tapi krisis keamanan tak bisa menunggu. Pada hari yang sama setelah pelantikan, polisi di Lima menangkap 14 anggota sindikat narkoba yang diduga terlibat dalam pembunuhan terhadap pemimpin komunitas adat di Junín. Sementara itu, di kampus-kampus, kelompok mahasiswa mulai menyusun “Kode Etik Pemerintahan Rakyat” — sebuah dokumen yang menuntut transparansi anggaran, partisipasi warga dalam pembuatan kebijakan, dan penghentian kekerasan terhadap protes damai.

Kenapa Ini Berbeda dari 2022?

Pada 2022, ketika Pedro Castillo digulingkan, protes berubah jadi kekacauan. Kali ini, Gen Z mengorganisir. Mereka pakai TikTok untuk koordinasi, bukan untuk viral. Mereka buat kantin makan gratis di depan kongres. Mereka ajak nenek-nenek ikut berdemo — karena mereka tahu: jika tidak ada yang peduli pada generasi tua, tidak ada yang peduli pada generasi muda.

Boluarte pergi. Tapi gerakan ini tidak berakhir. Ia baru mulai.

Frequently Asked Questions

Apa yang membuat protes Gen Z di Peru berbeda dari protes sebelumnya?

Protes kali ini dipimpin oleh generasi yang tumbuh dengan akses internet, bukan dengan partai politik tradisional. Mereka tidak menuntut pemimpin baru, tapi sistem baru: transparansi, partisipasi, dan penghormatan terhadap kehidupan. Mereka mengorganisir lewat aplikasi, menyediakan makanan gratis, dan mengajak lansia — membuat gerakan ini tidak bisa diabaikan sebagai ‘kerusuhan’.

Mengapa undang-undang pensiun swasta jadi pemicu utama?

Karena 72% pekerja Peru tidak punya kontrak tetap — artinya mereka tidak punya jaminan sosial. Memaksa mereka menyisihkan gaji untuk dana pensiun yang tidak terjamin, di tengah tingkat pengangguran tersembunyi yang tinggi, adalah seperti meminta orang kelaparan untuk menabung rumah. Ini bukan kebijakan ekonomi, tapi kebijakan yang menghukum kemiskinan.

Bagaimana Jose Jeri bisa dipercaya setelah menjadi bagian dari sistem yang sama?

Jeri tidak dikenal sebagai reformis, tapi ia tahu: jika ia tidak bertindak cepat, Peru bisa runtuh. Ia langsung membekukan kontrak militer, membuka penyelidikan kematian demonstran, dan mengusulkan pencabutan undang-undang pensiun paksa — langkah-langkah yang Boluarte tolak selama dua tahun. Ini bukan kepercayaan, tapi pengujian. Rakyat menonton.

Apa dampaknya bagi negara-negara lain di Amerika Latin?

Di Kolombia, Ekuador, dan Chile, gerakan serupa sudah mulai muncul — terutama di kalangan mahasiswa yang menolak kebijakan pensiun privat. Peru menjadi contoh bahwa pemakzulan bisa terjadi tanpa kekerasan, jika rakyat bersatu. Ini memicu debat di parlemen Brasil dan Argentina tentang reformasi sistem pensiun dan perlindungan terhadap demonstran.

Apa yang akan terjadi jika Jeri gagal mengatasi kejahatan?

Jika dalam 60 hari tidak ada penurunan signifikan dalam pembunuhan atau penangkapan sindikat kejahatan, gerakan mahasiswa sudah siap mengajukan mosi kedua — bukan untuk memakzulkan Jeri, tapi untuk mengubah konstitusi agar rakyat bisa langsung menghapus pejabat yang gagal. Ini bukan ancaman. Ini adalah rencana.